Nama: Rahayu
safitri
kls: 3fSistem informasi
npm: 12.1.03.03.0093
Analisa dan Perancangan Sistem Pendukung Keputusan
Pengertian
Sistem Pendukung Keputusan
Secara umum definisi DSS menunjukkan DSS sebagai sebuah system yang
dimaksudkan untuk
mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi
keputusan
semiterstruktur. DSS dimaksudkan untuk menjadi alat Bantu bagi para
pengambil keputusan
untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk
menggantikan
penilaian mereka. DSS ditujukan untuk keputusan-keputusan yang
memerlukan penilaian
atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat
didukung oleh
algoritma.
DSS biasanya dibangun untuk mendukung solusi terhadap suatu masalah atau
untuk mengevaluasi
suatu peluang. DSS yang seperti ini disebut aplikasi DSS. Aplikasi
DSS digunakan untuk
pengambilan keputusan. Aplikasi DSS, menggunakan CBIS
(computer Based
Information Systems) yang fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi,
yang dikembangkan
untuk mendukung solusi untuk masalah manajemen spesifik yang
tidak terstruktur.
Aplikasi DSS menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna
yang mudah, dan dapat
menggabungkan pemikiran pengambilan keputusan.
Tujuan Sistem
Pendukung Keputusan (DSS)
Ada berbagai alas an mengapa system pendukung keputusan diperlukan, (Efrain
Turban, Jay E.
Aronson dan Ting Peng Liang, Decision Support System and Intelligent
Systems, Edisi 7,
Jilid 1, 2005 : 12), antara lain:
1. Kecepatan
komputasi
2. Peningkatan
produktifitas
3. Dukungan
kualitas
4. Berdaya saing:
manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan
5. Mengatasi
keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan
Jenis Sistem Pendukung
Keputusan (DSS)
DSS dapat dipilah sejalan dengan tingkat dukungannya terhadap pemecahan
masalah. Ada 6 jenis
DSS (http://www.fortunecity.com), yaitu:
1. Retrieve
Information Elements
2. AnalyzeEntire
File
3. Prepare Reports
From Multiple Files
4. Estimate
Decision Consequences
5. Propose
Decision
6. Make Decision
Model Sistem
Pendukung Keputusan (DSS)
Penjabaran berikut akan memperlihatkan model tipikal DSS yang umum
dikembangkan. Dalam
model ini terlihat bahwa data dan informasi mengenai lingkup
perusahaan dimasukkan
ke dalam basis data (database). Selanjutnya basis data tersebut
akan dimanfaatkan
oleh tiga sub sistem perangkat lunak, yaitu
(http://wwwfortunecity.com/):
a. Report-writing
Software
b. Mathematical
Models
c. Groupware
Karakteristik Sistem
Pendukung Keputusan (DSS)
Karena tidak ada konsensus mengenai apa sebenarnya DSS, maka jelas tidak
ada
kesepakatan mengenai
karakteristik standart DSS. Berikut ini adalah karakteristik yang
diharapkan ada di DSS
(Efraim Turban, jay E. Aronson dan Ting Peng Liang, Decision
Support and
intelegent systems, edisi 7, jilid 1, 2005 : 140-143);
1. Dukungan untuk
pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan
tak terstruktur,
dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi
terkomputerisasi.
2. Dukungan untuk
semu level manajerial, dan eksekutif puncak sampai manajer lini.
3. Dukungan untuk
individu dan kelompok
4. Dukungan untuk
keputusan independen dan atau sekuensial
5. Dukungan disemua
fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan
dan implementasi.
6. Dukungan
diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Adaptivitas
sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusnya reaktif, dapat
menghadapi perubahan
kondisi secara cepat, dan dapat mengadaptasikan DSS
untuk itu pengguna
dapat menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah,
atau menyusun kembali
elemen-elemen dasar.
8. Pengguna merasa seperti
di rumah.
9. Peningkatan
terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines,
kualitas) ketimbang
pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan
10. Kontrol penuh
oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses
pengambilan keputusan
dalam memecahkan suatu masalah.
11. Pengguna akhir
dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem sederhana.
Sistem yang lebih
besar dapat dibangun dengan bantuan ahli sistem informasi
12. Biasanya
model-model untuk menganalisa situasi pengambilan keputusan.
Kapabilitas pemodelan
memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang
berbeda di bawah
konfigurasi yang berbeda.
Karakteristik dari
DSS tersebut membolehkan para pengambil keputusan untuk
membuat keputusan
yang lebih baik dan lebih konsisten pada satu cara yang dibatasi
waktu.
Komponen-Komponen
Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Aplikasi DSS dapat terdiri dari beberapa subistem, seperti:
1. Subsistem
manajemen data
2. Subsistem
manajemen model
3. Subsistem
antarmuka pengguna
4. Subsistem
manajemen berbasis-pengetahuan
Berdasarkan definisi, DSS harus mencakup tiga komponen utama dari DBMS,
MBMS, dan antarmuka
pengguna. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan adalah
opsional, namun dapat
memberikan banyak manfaat karene memberikan inteligensi bagi
tiga komponen utama
tersebut. Seperti pada semusistem informasi manajemen,
pengguna dapat
dianggap sebagai komponen DSS.
Kotak Alat Bantu
(ToolBox) Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Pada dasarnya DSS terbentuk dari sekumpulan alat bantu (tools) pendukung
keputusan yang dapat
diadaptasikan ke segala situasi. Kombinasi dari alat bantu ini
memungkinkan para
manajer dapat memecahkan permasalahan yang spesifik, seperti
pada Gambar 2.3 (sumber:/www.fortunecity.com/).
Alat-alat bantu
tersebut meliputi:
a. Application
development
b. Data management
c. Modeling
d. Statistical
Analysis
e. Planning
f. Inquiry
g. Graphics
h. Consolidations
i. Aplication-spesific
DSS capabilities
Fase-Fase Proses
Pengambilan Keputusan
Proses pemgambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi. Realitas diuji,
dan
masalah
diidentifikasi dan ditentukan. Kepemilikan maslah juga ditetapkan. Pada fase
desain, akan
dikostruksi sebuah model yang mereprensentasikan sistem. Hal ini
dilakukan dengan
membuat asumsi-asumsi yang meyederhanakan relitas dan menulis
hubungan diantara
semua variabel. Model ini kemudian divalidasi, dan ditentukan kriteria
dengan menggunakan
prinsip memilih untuk mengevaluasi alternatif tindakan yang telah
diidentifikasi.
Proses pengembangan model sering mengindikasikan solusi-solusi
alternatif, dan
demiklian sebaliknya. Fase pilihan meliputi pilihan terhadap solusi yang
diusulkan untuk model
(tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ini diuji guna
menentukan
viabilitasnya: fase implementasi keputusan (tidak memerluikan sebuah
sistem).
DSS Institusional.
a. Pendahuluan
Sistem Penunjang Keputusan yang dibuat untuk pengalokasian anggaran dan
sumber daya,
penjadwalan pemberangkatan (dispatching) kereta api, penentuan harga,
dan aplikasi
akuisisi. Dua dari DSS yang dipelajari atau diteliti tsb digunakan secara
berkelanjutan,
sedangkan dua lainnya digunakan untuk pembuatan keputusan secara
sesaat (satu kali).
Donovan dan Madnick menamakan cara untuk pembuatan keputusan
secara berkelanjutan
tsb, yaitu DSS institusional.
b. Kerangka
Konseptual
Gorry dan Scott Morton mengkombinasikan kategori aktivitas manajerial dari
Anthony (yakni,
kontrol operasional, kontrol manajemen dan perencanaan strategis)
dengan konsep
pembuatan keputusan terstruktur dan tak terstruktur dari Simon untuk
membuat kerangka guna
peninjauan sistem informasi1. Keen dan Scott Morton
mengidentifikasi
keakuratan, umur informasi, tingkat kerincian, cakrawala waktu,
frekuensi penggunaan,
sumber, lingkup informasi dan jenis informasi sebagai aspek
persyaratan informasi
yang bervariasi menurut aktivitas manajerial2. Menurut Donovan
dan Madnick DSS
institusional yang berkenaan dengan keputusan yang sifatnya
berulang-ulang. DSS
institusional paling cocok untuk aplikasi kontrol operasional.
Client Side Scripting
Client side scripting merupakan bahasa pemrograman internet yang akan
dieksekusi oleh
browser dalam format*.html. Biasanya client side yang digunakan untuk
hal-hal yang
membutuhkan interaksi user tetapi data yang ditampilkan tetap sama
dengan menggunakan server
side scripting.
Aplikasi web berjalan
pada protokol HTTP, dan semua protokol di internet selalu
melibatkan antara
server dan client. Ketika seseorang mengetikkan suatu alamat di
browser, maka browser
akan mengirimkan perintah tersebut ke web server. Jika yang
diminta oleh client
adalah file yang mengandung file client side maka oleh server file
tersebut akan
langsung dikirimkan ke browser.
Client side scripting dikerjakan secara urut dari bagian paling atas script
sampai
bagian paling bawah.
Tanpa ada lompatan, perulangan dan sebagainya. Client side
scripting dapat dilihat melalui
browser langsung dengan memilih menu view source,
sehingga keamanan
script kurang terjaga.
1Gory, GA., and M.S.
Scott Morton “ A Framework for Management Information Systems,” Sloan
Management Review, 12, no. 1 (Fall
1971),55-70.
2Keen, Peter G.W.
“Interactive Computer Systems for Managers: A Modest Proposal,”Sloan
Management Review, 18, no.1 (Fall 1976),
1-17.
Server Side Scripting
Server side scripting
merupakan dokumen-dokumen yang digunakan dalam
membangun suatu
aplikasi internet yang dijalankan pada sisi server dan dikirimkan ke
browser dalam bentuk
HTML. Jika yang diinginkan oleh seorang user adalah file yang
mengandung perintah server
side maka server web akan menjalankan dahulu program
tersebut lalu
mengirimkannya kembali ke browser dalam bentuk HTML sehingga dapat
diterjemahkan oleh
browser.
ANALISIS MASALAH
Identifikasi Masalah
Mengenal masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap
analisis sistem.
Masalah (problem) dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang
harus dipecahkan.
Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari system tidak dapat
dicapai. Oleh karena
itulah pada tahap analisis system langkah pertama yang harus
dilakukan oleh
analisis adalah mengidentifikan terlebih dahulu masalah-masalah yang
terjadi.
Mengidentifikasi masalah dimulai dengan mengkaji subyek permasalahan yang
ada. Adapun masalah
yang ada di Imworks adalah belum adanya media seperti website
yang dapat memberikan
fasilitas bagi mitra perusahaan, atau pihak manajemen untuk
bertukar informasi
secara online.
Dari permasalahan yang terjadi penulis mengidentifikasikan penyebab terjadi
masalah yaitu belum
adanya suatu media website yang dapat memberikan informasi
tentang Imworks dan
produknya yang bersifat global yang bisa diakses oleh
penggunanya dari
seluruh wilayah baik dalam maupun luar, yaitu situs web
Analisis Pieces
Tahap analisis sistem dengan PIECES Analysis, data yang sudah
terkumpul
kemudian di analisis
untuk menentukan berbagai kebutuhan yang diperlukan dalam
melakukan
pengembangan sistem seperti performance, informasi, economic, control,
efficiency, service, analisis kebutuhan
sistem, analisis kebutuhan keluaran sistem dan
analisis kebutuhan
masukan yang diperlukan pada sistem yang akan dibangun.
Analisis Kinerja (Performance)
Kinerja merupakan bagian pendukung dalam kelancaran proses kerja dalam
suatu perusahaan,
kinerja yang dimaksud adalah kinerja sistem. Kinerja dapat diukur dari
thoughput dan response time.
Throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat
dilakukan suatu
sistem tertentu. Response time adalah rata – rata waktu yang tertunda
diantara dua
pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menangani pekerjaan
tersebut.
Table Analisis Performance
Faktor
|
Hasil Analisis
|
− Throughput
|
− informasi ImWorks dan
pencatatan record
penjualan mitra dilakukan
dalam satu aktifitas.
|
− Response time
|
− Waktu yang dibutuhkan
relatif lama.
|
Analisis kinerja sistem informasi berbasis web dilakukan untuk mengetahui
bagaimanakah sistem
tersebut bekerja, sehingga dapat disusun rancangan perubahan
sistem lama menjadi
sistem informasi berbais web.
Analisis Informasi (Information)
Informasi pada website hendaknya mudah untuk dibaca dan dipelajari. Pada
sistem yang lama hal
tersebut belum terwujud dengan baik karena jika ingin mengakses
informasi yang ada
haruslah ke sekolah, itu pun jika hari libur, atau jam-jam tertentu
informasi sudah tidak
bisa di akses, sehingga menyulitkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi
yang mereka inginkan.
Terdapatnya sebuah sitem informasi dengan menggunakan media web,
memungkinkan siapa
saja, di mana saja dapat mengakses informasi, dan hubungan
pertukaran informasi
antar user maupun dengan admin dapat berlangsung secara real
time.
Analisis Ekonomi (Economic)
Analisis dari segi ekonomi, penggunaan sistem lama saja kurang efisien
dibandingkan dengan
adanya penambahan sistem informasi berbasis web. Dengan
kesamaan biaya yaitu
biaya domain dan hosting Rp.500.000,- per tahun, penggunaan
sistem lama saja
tidak efektif jika dibandingkan dengan sistem informasi berbasis web
yang lebih mendukung
fungsi-fungsi informasi.
Analisis Kontrol (Control)
Peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki
kesalahan serta
kekurangan yang akan terjadi. Pengendalian atau control dalam sebuah
sistem sangat
diperlukan keberadaannya untuk menghindari dan mendeteksi secara dini
terhadap penyalah
gunaan atau kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data
atau informasi yang
ada di SMA Negeri 4 Purworejo. Dengan adanya control, maka tugas
atau kinerja yang
mengalami gangguan bisa di perbaiki secara cepat.
Analisis Efisiensi (Efficiency)
Analisis efisiensi sistem informasi berbasis web dilakukan untuk mengetahui
seberapa efisien
sistem tersebut bekerja, sehingga dapat disusun rancangan perubahan
sistem lama menjadi
sistem informasi berbasis web. Berikut adalah hasil analisis efifiensi
sistem informasi
berbasis web.
Tabel 3.2 Hasil
Analisis Efisiensi Sistem Informasi Berbasis Web
No.
|
Faktor
|
Hasil analisa sistem informasi berbasis web
|
||
1
|
Biaya
|
Sistem membutuhkan biaya domain dan hosting Rp.500.000,- per tahun.
|
||
2
|
Waktu
|
Sistem dapat mempercepat penyebaran informasi dalam satu waktu, informasi
dapat diakses di berbagai tempat selamatersedia koneksi internet.
|
||
3
|
Manusia(SDM)
|
Sistem dapat memperkecil tenaga untuk input data karena dalam satu waktu,
data dapat diakses di berbagai tempat.
|
Analisis Pelayanan (Service)
Peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem. Dalam suatu
perusahaan
peningkatan pelayanan terhadap masyarakat merupakan tujuan utama.
Pada ImWorks
pelayanannya kepada masyarakat sangat diutamakan.
Table 3.2 Analisis Service
Faktor
|
Hasil Analisis
|
Sistem Informasi Web
|
− Ragam
Informasi
|
− Pelayanan yang diberikan
hanya sebatas pada saat jam
kerja dan lewat fasilitas telepon
atau dikantor.
|
− Pelayanan atau
pengaksesan informasi
dapat diakses di mana saja,
kapan saja selama terdapat
koneksi internet.
|
− Jumlah
Procedure
dalam
mendapatkan
informasi
|
− Untuk mendapatkan sebuah
informasi mitra harus ikut aktif
(baik via telp atau datang
secara langsung)
|
Referensi:
http://repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.22_.1031_.pdf
0 komentar:
Posting Komentar